Friday, 20 December 2013

WHEN THE SOUL IS BEING CHAOTIC

Bismillahirrahmaanirraheem

The life is trying you, the love is waiting you.
People take advantage from you, love sacrifice for you.
Words are lying and manipulate you, love lights only the truth.
Time leaves you behind, love lifts you up.
The universe chained you in matter, love frees you in spirit.
Everything around you is struggling, fighting, wins or withdraws, only love surrounds you in peace and harmony, if the love would not have existed the world would be crashed into a chaos long time ago.

Assalamualaykum

Kita sering berharap supaya kita bahagia, namun kita lupa kekecewaan dan kebahagiaan itu bukan terletak diluar diri. Kitalah yang sebenarnya memilih keadaan diri, apakah dalam arti kebahagiaan sebenar atau sebaliknya.
Namun hal ini jarang sekali kita peduli karena bagi kita kebahagiaan itu sebebarnya datang dari luar diri kita dan keadaan tersebut sebagai penentu utama kebahagiaan. Jika kita seorang yang bahagia dari dalam diri, maka keadaan luar kita.
Kita melihat segala sesuatu dengan persepsi yang posotive. Jika kita tidak merasakan suatu masalah sebagai beban namun melihatnya sebagai suatu konsekuensi yg kita terima yg memerlukan pembetulan dan mewarnainya kembali.
Kita yang bahagia dari dalam akan selalu memiliki kualitas tidur yg lena, selalu segar dan memiliki semanagat yang tinggi untuk hidup. Kita pasti akan hidup penuh kasih sayang bukan saja untuk sesama manusia, namun untuk semua makhluk.
Itulah faktor yg ada pada kakek nenek kita dahulu. Biarpun kelihatan kurang dr segi materi tetapi mereka cukup bahagia. Keadaan ini jelas kelihatan dari tutur kata dan bicara mereka kepada sesama makhluk. Justru mereka gemar memelihara binatang dan mereka hidup dg penuh kesopanan, kelembutan dan kasih sayang.
Hari ini banyak diantara kita yang tidak bahagia dr dalam. Hidup dengan penuh kebencian dan paling memuakkan adalah persepsi negative yg mereka miliki dalam melihat kehidupan.
Banyak yg berpendapat kebahagiaan itu perlu datang dr luar. Orang bijak pernah berkata "jika kamu tidak memjumpai kebahagiaan dalam diri kamu, janganlah kamu mencarinya di luar karena pasti tidak akan bertemu".

HILANG KEBAHAGIAAN
Bagi orang seperti ini ana kategorikan sebagai orang yang berada dalam jiwa kacau. Jiwa kacau menyebabkan kita membuat tanggapan tanpa di minta dan hampir semua tanggapan yg kita ada adalah negative. Kita akan lebih melihat keburukan dan hampir tidak ada kebaikan.
Kitalah sebenarnya penyebab hilangnya kebahagiaan. Kebahagiaan datang dr dalam diri kita sendiri dan jika kita penuh dengan kebencian dan negativisme maka secara hukum alam mana mungkin kita akan bahagia.
Kita sering berkata yg jika suatu kedaan itu terjadi barulah kita akan bahagia " kalaulah ...... pasti aku bahagia"  atau jika kita pergi ke suatu tempat kita akan bahagia. Sebenarnya kemana saja kita pergi, biar bagaimanapun keadaannya, kita tetap tidak akan bahagia dan pada akhirnya kita akan mengatakan bahwa keadaan tersebut sebagai keadaan negative juga.
Ada satu hal yg mungkin kita perlu lihat dengan penh perhatian ialah presangka buruk kitalah yg membuat suasana harmoni menjadi negative. Kita lupa bahwa prasangka buru mereka adalah satu doa yang mungkin bisa terjadi nanti.
Bukankah lebih baik jika kita melihat sesuatu itu secara positive karena berprasangka baik itu juga merupaka satu doa.
Kita mungkin tidak tau atau tidak sadar kalau apa yg kita lakukan itu akan menyebabkan kebahagiaan yg di bangun akan runtuh akibat energy negative yg disalurkan. Kita menyebabkan tekanan luar biasa bukan saja kepada diri kita saja tetapi juga kepada orang yg berada di sekeliling kita.

BERPRASANGKA BURUK
Akhirnya kita akan kehilangan teman dan saudara dan itu akan lebih membuat kita menjadi semaki  negative. Kita akan mulai dendam dengan kaeadaan tersebut namun kita masih tidak mengakuinya bahkan selalu meletakkan kesalahan pada orang sekeliling.
Jiwa kacau suatu penyakit yg harus diobati dan untuk mengobatinya secara efektif,  kita yg mengalaminya perlu dengan suka rela untuk berubah.
Dan langkah pertama kita harus membersihkan diri dari segala prasangka buruk. Kita perlu tau bahwa berprasangka buruk itu dilarang oleh baginda rasoolullah saw.
Yang kedua kita harus membuang segala peristiwa negative yg tersemat di memory kita. Selanjutnya kita perlu bergaul dengan mereka yg positive untuk jangka masa sekurang- kurangnya enam bulan. Kita bisa bergabung atau mengikuti persatuan-persatuan atau berbuat amal secara terus menerus.

Ingatlah bahwa jiwa yang kacau bukan saja membunuh jiwa kita namun juga akan membuat orang-orang yg kita sayangi menjauhkan diri.

Hidup dalam persepsi positive dan berkasih sayang dengan Allah Swt akan membuat kita lebih positive dan tenang, karena Allah Swt tau segalanya dan serahkan kehidupan kita kepada Allah Swt  dan bukan kepada serakahnya jiwa.

Wallahu alam.
Wassalamualaykum.